Analisis Sosial (Materi Singkat)

Analisis sosial (Ansos) merupakan salah satu materi yang ada pada Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Peran Ansos sangatlah penting bagi seorang aktivis yang senantiasa harus berjuang dan berusaha untuk mencari gambaran tentang masalah yang lebih lengkap pada situasi sosial, hubungan struktural, dan kultural. Oleh karena itu, seorang kader harus lebih memahami tentang analisis sosial. Sehingga memungkinkan untuk memahami realitas yang sedang dihadapi.

Analisis sosial berguna untuk mengidentifikasi dan memahami masalah secara seksama, melihat akar dan ranting masalah. Membangun prediksi berupa tindakan-tindakan sebagai upaya untuk mengubah keadaan yang ada. Analisis sosial bukan hanya suatu bentuk pemecahan masalah melainkan diagnosis sebagai acuan yang lengkap dalam pengambilan keputusan ataupun tindakan sebagai pemecahan yang tepat.

Langkah-langkah analisis sosial

Adapun langkah-langkah untuk menganalisisnya yaitu:

1. Menentukan objek/analisa

2. Pengumpulan data

3. Identifikasi masalah

4. Pengembangan persepsi

5. Menarik kesimpulan

Manfaat Analisis Sosial

Manfaat analisis sosial yaitu, memahami persoalan yang sedang masyarakat hadapi, mengerti kepentingan-kepentingan yang ada pada masyarakat.

Paradigma yang harus digunakan

1. Paradigma fungsionalis

Paradigma fungsional ini lebih mengutamakan pada paradigma yang mengarah untuk pendekatan realis, positivis, determinis, dan nomoetis. Rasionalitas merupakan ‘ tuhan’ bagi mereka. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Pandangannya berakar kuat pada sosiologi keteraturan dengan pendekatan obyektivis.

b. Memusatkan perhatiannya pada kemapanan, ketertiban sosial, kesepakatan, keterpaduan sosial, dan empiris.

c. Rasionalitas ini lebih mengutamakan dan menjelaskan peristiwa sosial, berorientasi pragmatis.

d. Mendasarkan pada filsafat rekayasa soaial untukdasar bagi perubahan sosial.

2. Paradigma interpretatif

Penganut paradigma ini cenderung menganut sosiologi ketaraturan yaitu ilmu sosial yang mengutamakan kesatuan dan kerapatan. Oleh karena itu, pendekatannya cenderung nominalis, anti positifis dan ideografis. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Pada dasarnya menagnut sosiologi keteraturan, tetapi mereka menggunakan pendekatan subyektif dalam analisis sosialnya.

b. Mereka ingin melihat bagaimana kenyataan sosial yang ada, agar tetap melihat kenyataan sosial yang ada.

c.  Kenyataan sosialnya membentuk kesadaran dan tindakan seseorang, tindakan tersebut tentunya bersifat subjektif.

d. Anggapan dasar masih tetap mendasarkan pada pandangan manusia yang serba tertib, terpadu dan kematangan serta kesepakatan.

3. Humanis radikal

Paradigma ini menganut orang-orang yang berminat untuk lebih mengembangkan ilmu sosial perubahan radikal yang mengarah pada subyektivisnya, maka dari itu pandangan dasarnya bahwa, ada satu pihak ideologis yang berada pada diri yang membelenggu dan berhasil memisahkannya dengan kesadaran dan melahirkan kesadaran palsu. Cir-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Para penganutnya berminat mengembangkan sosiologi perubahan radikal dari pandangan subyektifis.

b. Pendekatannya sama dengan kaum interpretaktif (nominalis, anti-positivis).

c. Volunteer (suka relawan), dan ideolgrafis, tetapi cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi serbagai pembatasan tatanan sosial yang ada.

d. Kesadaran manusia telah menguasai dan membelenggu kepada pihak yang langsung berada pada ideologis diri.

e. Memahami kesulitan manusia dalam membebaskan diri mereka dari semua bentuk tatanan sosial yang menghambat perkembangan manusia.

f. Penganutnya mengecam kemapanan habis-habisan.

4. Struktur radikal

Penganut paham ini berupaya memperjuangkan sosiologi perubahan radikal, yaitu perubahan yang mendasar dengan mengabaikan semua tatanan sosial yang membelenggu perkembangan diri manusia karena pandangan ini bersifat utopis dan hanya memandang lurus kedepan. Juga dapat kita katakan bahwa analisisnya cenderung menekankan pertentangan struktural, bentuk-bentuk penguasaan dan pemerosotan harkat manusia. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Penganutnya memperjuangkan sosiologi perubahan radikal tetapi dari sudut pandang obyektifitas.

b. Pendekatan ilmiahnya memiliki beberapa persamaan dengan kaum fungsionalis namun memiliki tujuan akhir yang saling berlawanan.

c. Analisisnya lebih menekankan pada pertentangan struktural, yang kemudian terlihat pada bentuk-bentuk penguasaan dan kemerosotan harkat kemanusiaan.

d. Hal yang terpenting adalah hubungan struktural yang terdapat dalam kenyataan sosial.

Sumber: pmiigempha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

NAIK