Sejarah NDP PMII

Sejarah NDP PMII

Setiap organisasi pastinya mempunyai sejarah perjalanan didalam perumusan materinya masing-masing salah satunya adalah tentang Sejarah Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang ada di Organisasi PMII.

Kongres PMII adalah ajang d!mana kader saling mengadu ide, gagasan maupun konsep untuk arah pergerakan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) serta pergantian pemimpin. D!sisi lain, forum Kongres juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. hal itu juga yang d!rasakan oleh salah seorang tokoh NU asal Cirebon, KH Nukhbatul Mankub.

Pengalaman dalam ber-Kongres KH. Nukhbatul Mankub begitu melekat dalam ingatannya. Karena d!percaya untuk menyampaikan materi terkait hasil perumusan NDP PMII pada forum Kongres PMII d! Surabaya tahun 1988.

Nukhbah, begitu sapaan akrabnya, merupakan perwakilan dari Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Surakarta. D! Kota Bengawan tersebut, ia pernah menjadi Ketua PC PMII periode 1982-1983.

Sedangkan pada saat Kongres PMII tahun 1988, meski sudah berstatus sebagai guru PNS di SMPN 1 Gumelar Banyumas. Namun ia d!percaya untuk menyampaikan rumusan NDP yang telah d!buat tim PC PMII Surakarta, selama hampir 2 tahun.

“Alhamdulillah, kerja keras seluruh komponen PMII Surakarta selesai dan d!presentasikan di Kongres PMII Surabaya tahun 1988. Saya ingat betul, datang ke arena Kongres malam hari, bayar uang bakti Kongres dan dapat ikut Kongres. Kemudian pagi dan siang harinya saya presentasikan dalam forum. Naskah yang kami presentasikan dalam forum d!anggap paling orisinil d!banding dengan naskah NDP dari cabang lain,” kenang Nukhbah, yang kini menjadi pengasuh Pesantren As-Shobirin dan Puket Bidang Akademik STAIMA Cirebon.

Kenangan momen yang d!ingat Nukhbah tersebut, rupanya juga terdokumentasikan dalam buku PMII dalam Simpul-simpul Sejarah Perjuangan (Fauzan Alfas, 2004). Dalam buku tersebut, d!terangkan peran Nukhbah (dalam dokumen tersebut namanya tertulis Nukbah El-Mankhub) bersama pengurus PMII Cabang Surakarta lainnya, sebagai tim yang membantu menyiapkan bahan NDP PMII.

Sejarah NDP PMII

“Penulisan rancangan NDP PMII (sudah) d!niati (sejak lama), karena berkali-kali Kongres PMII, mulai dari periode Sahabat Ahmad Bagdja, Muhyidin Arubusman, sampai dengan Kongres tahun 1985 di Bandung yang memilih Suryadarma Ali,” kata Nukhbah.

Selama beberapa masa kepengurusan itu pula, perumusan NDP PMII terus mengalami perkembangan untuk disempurnakan hingga menjadi seperti yang sekarang d!ajarkan dalam materi pengkaderan formal PMII, seperti Mapaba dan lain-lain.

D!mulai pada tahun 1973, ketika Kongres PMII di Bogor yang memutuskan bahwa perumusan NDP D!nilai sangat penting, hingga pada Kongres ke VIII di Bandung (tahun 1985) d! mana salah satu keputusannya yakni membuat kerangka dasar Nilai Dasar Perjuangan, yang kelak d!kembangkan menjadi NDP PMII.

NDP atau yang kini d!kenal dengan kepanjangan Nilai Dasar Pergerakan PMII, dalam kedudukannya bagi kader PMII, merupakan landasan teologis, normatif, dan etis dalam pola pikir dan perilaku warga PMII.

Dari keputusan Kongres tersebut kemudian PB PMII memberikan mandat kepada sejumlah cabang, di antaranya Surakarta. Mandat tersebut untuk menyiapkan bahan, guna melengkapi dan menyusun secara utuh dan menyeluruh NDP PMII. Melalui SK No. 019/ PB-IX/IV/1986.

Tim Penyusun NDP

1. Ketua: Nukbah El-Mankhub

2. Wakil Ketua: M. Dian Nafi’ AP

3. Sekretaris: A. Taufiq Hidayat TR

4. Wakil Sekretaris: Khalid Anwar

5. Anggota: Ismail Thayeb, Imam Yaskur, Akhmad Khamim, Mukhlis Yahya, Sugeng Wisnu H, Mufrod Teguh M, Munifatul Barroh

Kemudian juga d!tunjuk sejumlah narasumber, yakni para ulama dan tokoh NU Surakarta pada masa itu, yakni: KH Abdurrochim (Rais Syuriah PCNU Solo), KH Yasin (kiai sepuh, tokoh NU Surakarta, menantu KH Manshur Popongan), KH Baidlawi Syamsuri LC (Pengajar di Pesantren Al Muayyad Solo, kelak menjadi pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo), KH Drs Luqman Suryani (PCNU Surakarta, Pengasuh Pesantren Suryani, Pegawai Depag, Dosen UNNU Surakarta), KH Slamet Iskandar (PCNU Surakarta, Guru di MA Al Muayyad, Dosen di UNU Surakarta dan IAIN Walisongo Semarang), KH Sholeh Mahfud, dan Nurtontowi, BA.

Proses Awal

Sejak d!bentuk tim pasca-Kongres di Bandung ini, PMII Surakarta giat menyelenggarakan diskusi dan lokakarya. Tentu geliat pergerakan ini menjadi sebuah perkembangan yang baik bagi para kader PMII di Kota Bengawan tersebut, mengingat para periode sebelumnya, PMII Surakarta sempat vakum selama 6 tahun (1972-1978).

“Diskusi dan lokakarya, bukan hanya (membahas) NDP. PMII Solo bekerjasama dengan Semarang dan Yogyakarta, juga menyusun (naskah) Sejarah PMII yang d!beri judul Fragmen Seperempat Abad PMII 1960-1985. Selain itu juga panduan Latihan Kader dan Instruktur,” ungkap Nukhbah.

Mengapa Cabang Surakarta?

Lalu, mengapa PMII Cabang Kota Surakarta yang d!pilih untuk perumusan awal NDP PMI ini? A.Taufiq Hidayat, sekretaris tim perumus NDP, mengungkapkan alasan pemilihan cabang Surakarta, yakni sejak awal memang gagasan ini berasal dari PMII Kota Surakarta atau sering d!sebut juga Kota Solo.

“Mengapa Solo? Karena gagasan awal (memang) berangkat dari PC (PMII) Solo. Solo mengawali proses penyusunan awal dengan diskusi tingkat lokal, kemudian menyelenggarakan lokakarya dengan mengundang cabang-cabang lain. Setelah d!godog, konsep d!serahkan kepada PB PMII, dan d!bawa ke Kongres d! Surabaya,” terang Taufik, yang kini aktif di LP2M UNU Surakarta.

Sedangkan menurut penuturan Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng KH M Dian Nafi’, yang kala itu menjadi wakil ketua tim perumus NDP, Kota Surakarta (bersama Jember dan Yogyakarta) d!pilih sebab pada saat itu di Kota Solo terdapat cukup banyak tokoh ulama besar yang juga sekaligus sebagai akademisi.

“Solo juga cukup d!untungkan karena banyak ragam wadah pergerakan mahasiswa di Solo, sehingga banyak tantangan sekaligus wawasan. D! masa itu, masih banyak kiai sekaligus akademisi yang masih sugeng, seperti KH Baidlowi, KH Luqman Suryani, H. Mustahal Ahmad, KH Slamet Iskandar, juga kiai sepuh seperti KH Yasin, KH Abdurrochim, dan lainnya,” terang Kiai Dian, yang kini menjadi pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan.

Peran Kader PMII Dalam Perumusan NDP

Peran para kader PMII Surakarta dalam perumusan NDP ini bak mengulang sejarah awal berdirinya PMII pada tahun 1960. Pada saat pendeklarasian lahirnya PMII, terdapat 3 orang wakil dari Surakarta.

Mereka adalah dua utusan dari PTINU (kini UNU) Surakarta, Nuril Huda dan Laily Mansur, dan seorang lagi, Chalid Mawardi, yang meskipun ia tercatat sebagai wakil dari Jakarta. Namun ia lahir dan d!besarkan di Keprabon Surakarta dan bahkan ikut andil dalam awal pendirian IPNU di daerah tersebut, di tahun 1950-an.

Kemudian, mengenai dinamika proses perumusan NDP PMII, mulai dari tim Solo hingga akhirnya d!putuskan di Kongres PMII tahun 1988, insyaallah akan penulis paparkan d! tulisan berikutnya.

Penulis: Ajie Najmuddin

Editor: Fathoni Ahmad

Sumber: NUonline

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

NAIK